Pages

Thursday, June 28, 2012

Jurnal

Majalah Sebagai Koleksi Di Perpustakaan

ADESIMA QISTEE PERMATA
E-mail: adesima.qistee.permata@students.usu.ac.id
Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman seleksi bahan pustaka pada perpustakaan. Karena seleksi bahan pustaka adalah suatu proses mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada di perpustakaan, maka seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan karena berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan. Suatu perpustakaan tidak akan ada artinya apabila koleksi yang ada tidak tersedia sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Semua bahan pustaka hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pemakai perpustakaan dalam suatu skala prioritas yang telah ditetapkan dan mencakup persyaratan. Saat ini permasalahan di tahap seleksi ini masih belum diperhatikan serius oleh pustakawan dan masih sangat rentan luput oleh pengawasan.


 I. PENDAHULUAN

Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa saja yang harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi buku. Buku dalam pengertian yang lebih luas mencakup monografi, majalah, bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya. Pengembangan koleksi adalah awal dari pembinaan koleksi perpustakaan bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi. Mutu perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pengembangan koleksi ini. Proses pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sarana yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan. Kemampuan pengguna yang dilayani, dana, tenaga, dan pengolah yang tersedia di perpustakaan.

Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntutan pengguna masa kini serta masa mendatang. Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan dapat secara berencana mengembangkan koleksinya. Dan pengembangan koleksi terdiri dari beberapa tahapan termasuk tahapan seleksi. Tahapan seleksi bahan pustaka dilakukan untuk keberhasilan kegiatan pengembangan koleksi. Seleksi bahan pustaka merupakan langkah penting untuk menciptakan mutu koleksi yang memiliki kualitas. Menurut Soedibyo (1998 : 301), menyatakan bahwa ”Book selection” adalah seleksi pemilihan atas buku-buku yang diambil serta diyakini akan berguna bagi perpustakaan dimana kita bertugas.”


II. KAJIAN PUSTAKAWANAN

 Menurut Sulistyo_Basuki (1991 : 427) pengertian pengembangan koleksi lebih ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk perpustakaan. Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu untuk perpustakaan. Selanjutnya pengertian pengembangan koleksi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan bidang kepustakawanan. Pengembangan koleksi, seleksi dan pengadaan menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi. Pengembangan koleksi adalah awal dari pembinaan koleksi perpustakaan bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi. Mutu perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pengembangan koleksi ini. Menurut Siregar (1998 : 6) dalam melaksanakan seleksi bahan pustaka hendaknya memperhatikan pedoman dalam penentuan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain :
                         
1.      Relevansi (kesesuaian)
       Pemilihan dan pengadaan bahan pustaka terkait dengan kepuasan pengguna yang direlevansi dengan kebutuhan pengguna. 
2.      Kelengkapan.
       Koleksi perpustakaan tidak hanya terdiri dari buku-buku teks saja tetapi juga menyangkut bidang ilmu lain yang berkaitan dengan bahan penelitian. 
3.      Kemuktahiran.
    Perpustakaan harus selalu mengadakan pemburuan dalam koleksi, sehingga informasi yang disajikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh kemuktahiran koleksi tersebut dapat dilihat dari tahun terbit. 
4.      Kerjasama.
    Perlunya kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi berjalan dengan baik. Dalam kerjasama ini melibatkan beberapa pihak yang berkompeten agar koleksi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
5.      Alat bantu seleksi.
       Untuk memudahkan mengetahui informasi koleksi secara lengkap hendaknya pemilihan koleksi menggunakan alat bantu yang tepat.

Dalam pemilihan bahan pustaka harus memiliki beberapa prinsip, dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara efisien dan optimal. Menurut Soeatimah (1992:76) ada empat prinsip dalam pemilihan bahan pustaka yang harus di pilih secara cermat dan disesuaikan dengan :
a.       Minat dan kebutuhan masyrakat pemakai.
b.      Tujuan fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan.
c.       Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti yang positif.
d.      Pustaka yang mmenuhi kualitas dan persyaratan.

Dalam buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan (Siregar 1999 : 86) dan pengetahuan Literature dinyatakan bahwa adapun cara pemilihan bahan pustaka adalah : 
1.      Pemilihan dilakukan berdasarkan sarana pengguna perpustakaan.
2.      Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu pemilihan buku.
3.      Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi buku secara langsung. 
4.      Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku yang dikelompokkan dari kelompok diskusi atau media komunikasi.
  
Setiap perpustakaan memiliki struktur organisasi tersendiri, sehingga dalam menentukan seleksi bahan pustaka atau struktur organisasi. Secara garis besar alat bantu seleksi bahan pustaka terdiri atas dua bagian :

1. Alat Bantu Seleksi
Yaitu alat yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan apakah bahan pustaka diseleksi. Karena informasi yang diberikan dalam alat bantu tersebut tidak terbatas pada data bibliografis, tetapi juga mencakup keterangan lain diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini bisa diberikan dalam bentuk notasi singkat saja, bisa berupa tinjauan (review) dengan panjang dan bervariasi. Contoh alat bantu seleksi yaitu :
a.       Tinjauan buku/bahan pustaka lain
b.      Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu ( core, list, subjek tertentu atau kelompok tertentu).
c.       Katalog Perpustakaan dan Indeks, misalnyabook review indeksdansebagainya.

2. Alat indeks dan verifikasi
Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data bibliografi bahan pustaka (kadang-kadang dengan harga) alat seperti ini di pakai untuk mengetahui judul yang telah diterbitkan atau yang akan di terbitkan dalam bidang subjek tertentu alat bantu ini dapat dipakai untuk mengetahui verifikasi apakah judul atas nama pengarang, beberapa harganya, tebitan berseri atau bahan pandang dengar, masih ada dipasaran dan verifikasi atau tidak.
  
Untuk melakukan pemilihan bahan pustaka di perlukan alat bantu seleksi. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 432) karena seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan dan berhubungan dengan mutu perpustakaaan yang bersangkutan, alat bantu seleksi antara lain: Silabus mata kuliah, Katalog penerbit/berita buku, Bibliografi, Daftar perolehan buku, Tinjauan dari resensi buku, Iklan dan selebaran terbitan baru, Book inprint, Pangkalan data, dan Situs Web.

Proses pemilihan bahan pustaka ini merupakan kegiatan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sarana yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan. Jadi, dasar-dasar penyeleksian bahan-bahan pustaka adalah untuk melayani pengguna, pengguna lain yang lebih luas dan melayani generasi mendatang. Dalam hal ini, yang berhak melakukan penyeleksian adalah personalia, (Sulistyo, 1991:38) yang mencakup: Pustakawan, Spesialis sujek termasuk guru, Toko buku, Komisi perpustakaan dan Anggota lain.


III. PEMBAHASAN

Dalam proses penyeleksian melibatkan proses decision-making, pengambilan keputusan bahan apa yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Di sebagian perpustakaan, penyeleksian dibantu oleh pengguna (user) seperti pada perpustakaan industri dan perpustakaan institusi pendidikan. Menurut Maurice B.Line (1992), ada dimensi lain yang harus diketahui dalam proses penyeleksian yaitu, bagaimana proses pelayanan perpustakaan hanya melayani penggunanya atau melayani semua pengunjung

Koleksi perpustakaan harus terbina dari suatu seleksi yang sistematis dan terarah disesuaikan dengan tujuan, rencana, dan anggaran yang tersedia. Pustakawan harus mengetahui apa tujuan perpustakaan dan siapa pemakainya. Pada tahap penyeleksian (Sulistyo, 1991: 40) ada delapan kategori yang harus diperhatikan : (a) Sumber-sumber terkini untuk In-print books; (b) Katalog, Flyer dan iklan-iklan dari penerbit; (c) Review/resensi bahan-bahan pustaka terkini; (d) Bibliografi Nasional; (e) Bahan-bahan pustaka terbaik yang direkomendasikan; (f) Bibliografi subjek; (g) Katalog Online; dan (h) Selection aids bagi microform.

Koleksi bahan pustaka majalah ini cocok dilayankan di semua perpustakaan, seperti Perpustakaan Umum, Perpustakaan Universitas, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Khusus dan Perpustakaan Sekolah.  Koleksi bahan pustaka majalah ini sangat cocok untuk semua kalangan. Jika Perpustakaan melayankan koleksi majalah ini, maka akan menambah minat pembaca, karena dapat digunakan sebagai sumber informasi maupun hiburan. Sebagai contoh, Perpustakaan USU melayankan majalah Tempo sebagai koleksi perpustakaannya.


IV. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, Pada prinsipnya pengadaan bahan pustaka di setiap perpustakaan merupakan salah satu bagian dari pekerjaan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan koleksi-koleksi yang menghimpun informasi dalam segala macam bentuk, seperti majalah yang telah dijelaskan diatas. Jadi dalam proses penyeleksian melibatkan  proses decision-making, yaitu pengambilan keputusan bahan apa yang akan dijadikan koleksi perpustakaan.

Hendaknya kebijakan tentang penyeleksian ini harus selalu disempurnakan sesuai perkembangannya. Singkatnya dalam pemilihan bahan pustaka hendaknya memperhatikan minat dan kebutuhan masyarakat, bahan yang dipilih harus mutakhir, bahan yang memenuhi kualitas persyaratan dan sesuai dengan tujuan, fungsi dan ruang lingkup perpustakaan.


V. DAFTAR PUSTAKA

Ridwan, M, Pedoman Pembinaan 
Koleksi Perpustakaan. Medan: USU Press, 1999, hlm. 86
Pemustaka “Pengadaan Bahan Pustaka.” 26 Januari 2010, http://www.pemustaka.com/pengadaan-bahan-pustaka.html

No comments: